Bacaan: Matius 2: 1-15

Saudara-saudara dalam Kristus, Dalam tradisi gereja, Natal masih dirayakan hingga tanggal 10 Januari dan biasanya renungan berkisar tentang kedatangan orang-orang Majusi dari Timur ke Betlehem dan

mempersembahkan mas, mur dan kemenyan di hadap Yesus. Kali ini topik khotbah akan membicarakan tentang "Peka Terhadap Tanda dari Allah." Namun sebelumnya saya ingin bertanya, apakah saudara cukup familiar dengan kata deja vu?

Dalam ilmu psikologi ada 3 aliran utama yaitu psikoanalism, behavioristik, dan eksistensialistik. Tokoh yang paling terkenal dari  aliran psikoanalitis, adalah Sigmund Freud. Dia mempunyai seorang

murid yang bernama Carl Gustav Jung yang dilahirkan di Jerman pada tahun 1875 dan meninggal di Swiss tahun 1961. Gustav Jung banyak mendalami tentang masalah-masalah khusus dalam kejiwaan manusia dan salah satu fenomena yang dipelajarinya ialah mengenai deja vu: read more

Apakah itu Deja vu? Deja vu adalah sebuah perasaan seakan kita pernah mengalami sesuatu sebelumnya, padahal sebenarnya peristiwa baru pertama terjadi saat ini; namun seakan kita pernah mengalami sebelumnya, atau suatu pengalaman yang tidak asing bagi kita. "The feeling that you have already experienced something that is actually happening for the first time; something that has happened many times before; something that is very familiar."

Apakah ada di antara saudara yang pernah mengalami hal ini? Apakah ada yang mau berbagi pengalaman?

Saya pribadi pernah mengalaminya beberapa kali. Pertama saat untuk pertama kalinya, saya sebagai calon pendeta di sebuah gereja di Jakarta. Sore itu saya berkunjung ke sebuah rumah jemaat, bersama seorang aktifis. Waktu saya masuk dan berkenalan dengan sepasang suami istri usia paruh baya, langsung ada perasaan aneh, sepertinya rumah ini familiar, seakan saya pernah ke sini sebelumnya. Padahal ini kali pertama dan belum pernah berkenalan. Dan yang lebih aneh lagi, tahu ngga? Langsung ada perasaan, kok mereka inilah yang akan jadi mertua saya … !!! Padahal saya belum pernah ketemu dengan anak2nya … bahkan di Minggu pertama ke gereja, baru saya tahu bahwa Ivany itu anak mereka … ya..namanya calon pdt, awalnya sih follow up tapi lama-lama jadi follow me juga …

Pengalaman lain soal Deja vu, yaitu saat pertama kali bergabung dengan Back to God Hour di Chicago pada bulan September 2001. Saya diundang ke sana justru seminggu setelah peristiwa September 11, jadi dapat Saudara bayangkn bagaimana ketatnya keimigrasian di Amerika, dan selama di sana tiap saat yang terlihat adalah berita dukacita seputar peristiwa yang sangat menyedihkan itu. Dan ketika saya rapat bersama dengan 9 rekan dari negara lain dengan pelayanan Bahasa yang berbeda, waktu itu saya punya perasaan yang sama lagi … seakan-akan ruangan rapat, orang-orang yang hadir, bahkan pakaian yang digunakan itu sangat familiar, seakan saya pernah mengalami sebelumnya.

Tentu ada banyak contoh lain baik dari pengalaman saya maupun dari apa yang Saudara alami sendiri. Namun yang penting adalah apakah yang dikatakan oleh Gustav Jung tentang Deja vu. Beliau mengatakan kejiwaan manusia terdiri dari ego atau jiv-atman dan personal unconcious. Teori beliau yang mengejutkan adalah tiap ego manusia diselimuti oleh outside world atau maya, sedangkan setiap personal unconscious saling terkait yang disebut collective unconscious atau atman. Deja vu menurut teroi beliau adalah adanya synchronisasi pengalaman, hanya yang satu dialami jauh sebelumnya pada personal unconscious, yang kemudian muncul dalam pengalaman ego. Lompatan pengalaman ini bisa terjadi pada saat seseorang bermimpi. Dan biasanya pengalaman dalam personal unconscious mendahului pengalaman ego.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Tentu teori yang dikemukakan oleh Gustav Jung adalah sebuah cara untuk menjawab fenomena-fenomena yang selama ini ada dalam kehidupan manusia, sekalipun tidak umum. Namun tentu saja penjelasan Gustav Jung tersebut tidak tuntas dan masih banyak lubang-lubang hampa yang menjadi misteri, misalnya saja apakah saat kita bermimpi itu berarti jiwa kita lepas dari raga? Hati-hati, teori kebatinan dan juga ilmu yoga mendalami hal ini juga. Dan memang orang yang mencoba mendalaminya ini kalau gagal gila, seakan jiwanya melanglang buana dan tidak menemukan jalan kembali pada raganya. Pertanyaan lain yang mungkin muncul, apa iya kita bisa berkomunikasi dengan dunia roh lewat mimpi, sehingga kita seakan bertemu dengan orang-orang yang sudah meninggal, dan konon seringkali mereka mau menyampaikan keinginannya melalui mimpi? Dalam pemahaman ini pun kekristenan menolak dengan tegas, karena bagi kita tidak ada lagi hubungan antara orang yang hidup dan yang mati. Lubang besar lain yang masih menganga dalam teori Gustav Jung dan tetap menjadi misteri adalah berkaitan dengan mimpi sebagai sarana Allah berbicara kepada kita, di dalamnya ada sebuah peringatan, tapi juga sebuah rencana besar, bahkan tidak jarang juga Allah memperlihatkan eksistensinya melalui mimpi. Dalam hal ini Gustav Jung tidak menjawab apa-apa, bahkan mungkin bagi Gustav Jung tidak ada Allah, yang ada justru hanyalah collective unconscious.

Tapi saudara yang dikasihi Tuhan, Alkitab banyak memberi kesaksian tentang fenomena mimpi sebagai sarana. Misalnya saja Allah menjumpai Yakub dalam sebuah mimpi di Bethel, di mana ia melihat para malaikat naik turun dari surga. Allah juga sudah menubuatkan masa depan Yusuf dan saudara-saudara melalui mimpi, bahkan Yusuf juga diberikan karunia untuk menafsirkan mimpi. Bahkan orang yang dapat menafsirkan mimpi dianggap sebagai orang yang sangat dekat dengan dunia para dewa, sehingga dapat menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi. Yusuf menjadi orang kedua di Mesir setelah mendapat hikmat Allah untuk menafsirkan mimpi Firaun, Daniel menjadi orang kepercayaan raja Nebukadnezar setelah ia berhasil menafsirkan mimpi, karena Roh Allah ada padanya.

Sampai saat ini Saudara, di zaman modern, masih ada budaya-budaya yang memanfaatkan mimpi sebagai sarana untuk mendapatkan jawaban. Dan untuk itu ada orang-orang yang memang pekerjaannya adalah sebagai mediator. Misalnya di India, para fakir yang hidup di tepi sungai Gangga, acapkali dipakai jasanya sebagai media untuk mendapatkan jawaban. Di beberapa suku di Indonesia juga demikian, khususnya para kuncen yang ada di tempat-tempat keramat, mereka seringkali diminta jasanya. Dengan membawa sesajen, mereka disuruh tidur di kuburan untuk bermimpi, dan mimpi itu sebagai jawaban bagi mereka yang mencari wangsit.

Rupanya dalam bacaan kita hari ini, Allah juga menggunakan mimpi sebagai sarana untuk memperingatkan orang-orang Majus untuk tidak kembali ke Jerusalem, melainkan lewat jalan lain. Allah juga menampakkan diri dalam wujud malaikat kepada Yusuf dalam mimpi yang menyuruh dia dan Maria serta bayi Yesus untuk segera menyingkir ke Mesir. Bahkan sebelumnya Allah juga menampakkan diri dalam rupa malaikat kepada Yusuf dalam mimpi untuk tidak menceraikan Maria yang sedang mengandung bayi Yesus dari Roh Kudus.

Saudara mungkin jadi bingung, kok khotbah Pastor Untung jadi ngomongin soal mimpi … .Jangan-jangan pastor Untung punya kerjaan sampingan jadi tukang ramal, tukang kuamiah … mumpung awal tahun … .jangan salah ngerti dulu saudara, …

Saya bukan ahli nujum, saya bukan tukang tafsir mimpi, jadi jangan ada yang minta konsultasi soal mimpi sama saya, ya … "Pa Untung, semalam saya mimpi dipatok ular, itu artinya apa ya?" Nah saya ngga bisa jawab, karena di Seminari ngga ada matakuliah tafsir mimpi, adanya mata kuliah tafsir Perjanjian Lama dan Tafsir Perjanjian Baru.

Saudara juga jangan minta didoakan yang aneh-aneh, misalnya "Pa Untung, semalam saya mimpi hujan emas di depan rumah, doakan ya pa Untung supaya mimpinya jadi kenyataan." Nah itu juga saya ngga bisa, saya mesti belajar dulu dari Harry Potter …

Saudara yang dikasihi Tuhan, Tujuan dari khotbah saya kali ini lebih menekankan tentang bagaimana kita peka terhadap tanda dari Tuhan. Dan Tuhan bisa menggunakan mimpi untuk menyampaikan kehendakNya. Ini penting ketika memasuki tahun yang baru, masih ada 360 hari perjalanan yang akan kita tempuh ke depan, tentu kita membutuhkan tuntunan dan pertolongan dari Tuhan, bukan? Belajar dari orang-orang Majus. Mereka pada zamannya itu dianggap sebagai orang-orang pandai yang mendasarkan pengetahuannya pada penelitian, observasi. Tidak tanggung-tanggung, yang diteliti adalah bintang-bintang di langit. Hasil penelitian mereka masih dipakai oleh kita hingga masa sekarang, yaitu penemuan rasi-rasi bintang. Ini sangat dibutuhkan untuk navigasi perjalanan, baik lewat darat dan lautan. Tanpa ini orang mudah tersesat, karena kalau hanya berpatokan pada apa yang terlihat, begitu gampang berubah, ketika badai pasir, gunung bisa berubah jadi dataran, dataran bisa berubah jadi gunung, orang bisa keliru dengan fatamorgana, di kira sudah dekat oasis, ternyata tidak ada. Di Laut juga demikian, kabut seringkali menutupi arah pandangan kita, sehingga mercusuar tidak tampak. Penemuan para Majusi yang demikian, masih kita gunakan, tapi ilmu perbintangan yang mengarah pada horoskop, itu kita tolak. Karena masa depan setiap diri kita tidak ditentukan oleh rasi-rasi bintang itu, tapi sepenuhnya ada di dalam tangan Tuhan.

Namun demikian saudara yang dikasihi Tuhan, Allah juga menggunakan keahlian mereka untuk memperlihatkan bahwa pada saat ada bintang yang sangat cemerlang, maka akan lahir seorang yang sangat istimewa … yang sangat mempengaruhi peradabanan dunia. Dan memang, Tuhan Yesus adalah seorang tokoh yang paling berpengaruh di dunia, Sang Juru Selamat yang menebus dosa manusia, yang memulihkan manusia berdosa untuk berdamai dengan Allah.

Para Majusi yang pengetahuannya menggunakan nalar juga memandang mimpi sebagai cara dari Allah menyatakan kehendak-Nya. Allah pun menggunakan mimpi sebagai media untuk menyatakan maksudnya. Karena itu ketika para Majusi diperingatkan dalam mimpi untuk tidak kembali kepada Herodes, melainkan melewati jalan lain, maka mereka pun mentaatinya.

Peristiwa genting yang luar biasa juga digambarkan, saat malaikat Tuhan mempringatkan Yusuf untuk membawa Maria dan Bayi Yesus menyingkir ke Mesir. Saya membayangkannya, Yusuf begitu kaget saat terjaga, lalu segera ia membangun Maria dan segera bergegas "dikatakan – malam itu juga", bisa dibayangkan – tanpa persiapan yang cukup namun mereka harus segera berangkat menempuh perjalanan yang jauh dari Betlehem ke Mesir, juga hanya mengendarai seekor keledai menempuh ganasnya pandang belantara … .apa lagi mungkin saat itu musim dingin … saya baru satu hari sampai Houston langsung kena flu … Tapi Yusuf dan Maria sangat luar biasa, karena ketaatan dan ketegaranna tentu karena perlindungan Allah, lewat cara itu mereka terhindar dari pembantaian oleh pasukan Herodes …

Pertanyaan penting kali ini adalah apakah Allah masih menggunakan mimpi untuk menyatakan maksud-nya kepada kita? Apakah Allah masih berfirman memlalui mimpi? Sekalipun kita semua hidup di era modern, yang menggunakan teknologi serba canggih, dan selalu berpikir dengan nalar dan logika, tapi saya berani katakana bahwa tentu saja Allah masih bisa berfirman lewat mimpi dan menyatakan kehendak-Nya pada saudara melalui mimpi. Hanya persoalannya adalah bahwa kita harus ekstra hati-hati, karena tidak semua mimpi adalah suara Tuhan, bahkan iblis pun bisa menggunakan sarana mimpi untuk merusak dan menyesatkan hidup kita. Mimpi bukanlah satu-satunya sarana yang Tuhan pakai untuk menyatakan kehendak-Nya bagi kita. Ada banyak cara Allah berfirman. Namun sebaliknya kita pun tida bisa membatasi cara Allah dalam menyampaikan isi hatiNya.

Justru pertanyaan besar yang harus kita jawab masing-masing adalah, seberapa kita memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan? Dengan kita peka dan bisa memahami bahwa melalui berbagai tanda apa pun sebenarnya Allah sedang menyampaikan isi hati-Nya kepada kita, termasuk juga lewat mimpi.

Aplikasi

Saudara yang dikasihi Tuhan, tahukah Anda bahwa setiap panca indera kita bisa dipakai untuk berkomunikasi dan mengenali maksud dan rencana Tuhan dalam hidup kita. Hanya kita perlu banyak melatihnya, agar kita semakin peka bahwa Allah sebenarnya hadir dan begitu dekat dengan kita, dan dia berkarya setiap saat dalam hidup kita.

Dia menyapa saudara, di saat Anda merasa sendirian, seakan tak ada yang menemani.

Dia menopang saudara, di saat kita begitu lelah menjalani hidup ini.

Dia menghibur saudara, di saat kita begitu putus asa dan kehilangan pengharapan.

Dia menuntun kita dan membukakan jalan, di saat kita merasa terhimpit dengan berbagai persoalan dan tidak tahun jalan mana yang harus ditempuh, seakan semuanya gelap dan tidak memiliki kepastian …

Bahkan ketika orang-orang meninggalkan kita, dan serta merta menghakimi dan menfitnah kita, Allah tetap setia dan tidak pernah meninggalkan kita barang sedetik pun.

Saudara, Allah kita bukan Allah yang sombong yang tidak mau berkomunikasi dengan kita, bukan! Allah kita justru Allah yang senantiasa membuka diri dan memberi waktu untuk berkomunikasi dengan kita. Sebaliknya justru kitalah yang terlalu sibuk dan tidak punya waktu berkomunikasi dengan Tuhan … sehingga kita merasa hidup ini menjadi hampa, kering dan tidak bermakna.

Saudara mengawali tahun 2016 maukah Anda berkomitmen untuk melatih kehidupan spiritualitas kita dengan lebih sungguh, agar kita mengalami kedekatan hubungan dengan Tuhan, sehingga kita dapat semakin mengerti isi hati Tuhan. Pembacaan firman Tuhan dan merenungkannya setiap hari, memberi waktu hening untuk berdoa dan menaikan puji-pujian akan melatih kita untuk semakin peka terhadap kehadiran Tuhan. Dalam setiap kegiatan kita sehari-hari dalam profesi apa pun dan situasi apa pun, kapan pun dan di manapun Anda sedang beraktifitas, coba tetap mencari kehendak Tuhan sambil berdoa. Nanti saudara akan alami bahwa ternyata Allah juga mau menyatakan kehendak-Nya lewat mimpi saudara. Apa yang saya sampaikan kepada saudara bukan sekedar cerita, tapi karena saya berulangkali mengalaminya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *